Di antara malam yang khusyuk dan pagi yang kudus
Tidak ada yang kudengar,
kecuali napas sebatang pohon
Entahlah ini semacam kekosongan yang begitu dalam
Tapi aku percaya Tuhan bersahabat dengan sunyi
Aku sama sekali tidak bisa membayangkan apa-apa,
kecuali pada bayangan yang sejenak mampir di kepala:
wajah ibu saat dulu ia tertawa.
Memasuki tahun kedua,
sebentar lagi aku dan ibu akan bertemu lagi di sela-sela bait puisi.
Hanya dengan menulis aku membuat rindu menjadi abadi.
Advertisements